Selasa, 29 Juli 2008

Perspektif baru tentang perceraian

Baru baca email dari si Man. Isinya adalah tulisan Dewi Lestari (penyanyi dan penulis novel) tentang perceraiannya dengan Marcell (penyanyi juga)-tampaknya tulisan ini diambil dari blog Dewi Lestari. Tulisan dan perspektif yang menarik.
Namun ada yang mengganjal dihatiku. Aku bisa mengerti, bahwa lahir-mati, jumpa-pisah itu dikatakan 'kedua sisi itu melengkapi bagai dua muka dalam satu koin. Hadir sepaket tanpa bisa dipisah.'
Tapi apakah bisa dikatakan kawin-cerai itu juga dua muka dalam satu koin, yang artinya disetiap perkawinan akan berujung perceraian? Perceraian disini yang dimaksud adalah cerai dalam konteks perkawinan -bukan cerai berarti pisah milik paket jumpa-pisah, atau lahir-mati. Karena konteks itulah yang terjadi pada Dewi-Marcell.
Apakah perceraian itu adalah takdir, atau hanya sekedar salah satu jalan yang kita pilih, sebagaimana jalan-jalan lain yang telah pernah kita pilih.
Hubungan yang kadaluarsa. Perkembangan yang akhirnya membawa kami ke titik perpisahan.

Benar-benar satu penjelasan baru, dan unik untuk sebuah perceraian.
Lagipula aku sudah bosan dengan alasan 'ketidak-cocokan'. Jadi, whatever-lah.

2 komentar:

Herman Hidayat mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Herman Hidayat mengatakan...

apakah takdir ato tidak, bagaimana kita bisa tahu? kayaknya, sudah ribuan tahun energi kemanusiaan dikerahkan untuk memahami ini; dan toh, tidak pernah jelas jg hingga saat ini.

mungkin sebaiknya rendah hati saja dengan mengakui bahwa itu sekedar pilihan kita sendiri.

atau, sedemikian sukakah engkau untuk melemparkan 'ketidakbecusan' engkau kepada Dia?