Rabu, 03 September 2008

Islamku

Aku bersyukur, bahwa aku sangat egosentris. Sehingga ditiap kesempatan, ditiap persoalan, yang pertama kali kutanyakan adalah, bagaimana dengan aku?
*******
Kenyataan ada banyak Islam di Indonesia ini, membuat aku bertanya bagaimana dengan aku. Islam apakah aku ini?
Sejujurnya, aku tidak tahu, aku masuk dalam kotak yang mana. Aku tidak pernah pandai memberi nama dan label.
Dan inilah Islam yang kukenal dan kuanut seumur hidupku :
1. Bahwa Allah itu satu, yang menciptakan dan berkuasa atas seluruh umat manusia.Teringat dimasa kecil, seorang teman menegurku karena aku membaca "Allah" bukannya "Alloh". Katanya, Allah itu untuk orang Kristen. Dengan kedangkalan ilmuku -aku benar-2 masih kecil waktu itu, belum 9 tahun-, aku merasa aneh dengan teguran itu. Bagiku Tuhan itu satu, apapun sebutannya, itu mengarah pada yang satu. Jadi, Allah orang Kristen, Allah-ku, Allah orang-orang yang bahkan tidak mengakui keberadaan-Nya, itu satu. Dan aku juga tidak mengerti, mengapa 'seperti orang Kristen' menjadi masalah?

2. Bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ada buku cerita bergambar di masa kecilku, tentang hukuman orang-orang berdosa di neraka. Aku, entah mengapa, tidak terlalu suka membacanya. Kemudian, entah bagaimana mulainya, aku jadi 'mengabaikan surga dan neraka'. Kalau aku sholat dan berbuat sesuatu yang baik, bukan surga yang aku bayangkan. Demikian juga ketika aku menjaga diri dari berdusta, bukan karena takut lidahku dipotong kelak di neraka. Surga dan neraka, terasa begitu abstrak, jauh dan lama. Aku ingin surga sekarang, dan aku takut neraka (hukuman) yang sekarang. Aku sekedar ingin membuat Allah suka dengan apa yang aku lakukan, dan tersenyum.

3. Bahwa Allah itu Maha Mengetahui, yang lahir maupun yang batin.
Diawal, ketika aku masih sangat kecil, aku mengira bahwa kakakku yang sudah meninggal akan melihat semua perbuatanku dari atas sana. Kemudian, ketika aku dikenalkan pada Allah, peran pengawasan itu beralih kepada-Nya. Lagipula, ternyata orang yang sudah meninggal tidak bisa berbuat apa-apa

4. Bahwa Allah itu Maha Pengampun
Membuatku berusaha memaafkan sikap orang yang membuatku merasa sakit hati -seringkali dengan susah payah dan waktu yang lama.

Kasih sayang Allah kepada hambanya, melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya. Itu Allah yang aku kenal.
Jadi aku membayangkan seorang ibu yang suatu ketika begitu marahnya melihat kenakalan anaknya hingga ia mengusirnya. Ketika si anak benar-benar pergi, dan kemudian kembali, ibunya akan tetap menerimanya, memeluknya, dan mengasihinya melebihi sebelumnya.

Akhlaq Islam yang diajarkan padaku dan melekat terus :
- Jangan beri julukan pada orang, misalnya si gendut, si pincang, si tompel.
***Lantas kenapa sekarang orang-orang pintar itu saling melabeli?

Tidak ada komentar: