Selasa, 02 September 2008

Pe-eR Ramadhan (2)

Serasa seribu pikiran serentak berloncatan, menghasilkan guratan carut-marut di benak. Ruwet. Mana yang harus aku jinakkan dan aku luruskan lebih dulu?
*******
Bahkan sekarang, mana yang ingin kutumpahkan disinipun aku gagap.
*******
Baiklah ini dulu,
bahwa aku, selama ini, selalu memilih sikap lunak dan permisive dalam beragama, disamping jelas karena rapuhnya iman dan keislamanku, juga karena takutku bahwa kekerasan hati (dan kepalaku) akan membutakan aku dari kebenaran. Dan terutama, karena aku merasa takut akan dipalingkan, jika aku bersikap terlalu keras.
Bukankah, Allah berkuasa membolak-balikkan hati manusia.
Maksudku begini, melalui contoh cerita.
Seorang teman wanita baru saja memutuskan memakai jilbab. Dan sejak itu, si teman ini mulai menyuruh rekan wanita lain memakai jilbab juga. Apakah ada yang salah? Rasanya nggak ada ya, kecuali mungkin caranya. Tapi entahlah.
Dan hanya setahun kemudian, si teman yang baru berjilbab tadi, ternyata 'gantung jilbab'.
Aku, seperti biasa, selalu berusaha bersikap datar, tidak bereaksi apa-apa, tidak saat dia memakai, dan tidak pula saat ia melepas.
Meskipun belum sesempurna melihat fakta tanpa persepsi.
******
sekilas teringat pertanyaan : hidayah itu suatu yang diberikan oleh Allah atau suatu yang harus diusahakan?
********
bersambung lagi ah... mikirnya lama
*******
Terima kasih, untuk komentar di PR Ramadhan yang pertama, anjuran untuk bersabar.
Dan siang ini, aku membaca ini :
Jika ada segolongan di antara kamu beriman kepada (ajaran) yang aku diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah sampai Allah Menetapkan keputusan diantara kita. Dia-lah Hakim yang terbaik (Q.7:87)

Tidak ada komentar: